KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Alhamdulillahirabbil aalamiin. Segala puji
bagi Allah yang mencurahkan nikmat dan karunia_Nya sehinga kita senantiasa
dalam rahmat_Nya. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW. Yang telah membawa kita menuju jalan yang banar dan di ridhoi.
Kerusakan lingkungan adalah sangat penting
untuk dicegah dan hindari serta menerapkan pola keselamatan lingkungan, sesuai
dengan perkembangan zaman. Setiap orang pasti mengharapkan hal tersebut. Oleh karena itu, dengan penjelasan tentang
masalah lingkungan: polusi dan iptek ini
diharapkan dapat memberikan penjelasan secukupnya bagi kenyataan yang terjadi
terhadap lingkungan sekitar. Jika tidak ada usaha yang dilakukan maka lambat
laun akan membuat kehidupan manusia akan terusik.
Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi pengembangan dan penyelamatan bagi ketahanan dan keseimbangan
lingkungan yang nantinya akan menajadii warisan generasi yang akan datang.
Semoga Allah SWT, senantiasa menunjukkan jalan yang lurus dan melimpahkan
berkah serta ridha-Nya…..Amin.
Mataram, Mei 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTA i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang.........................................................................................................................
iii
1.2
Tujuan...........................................................................................................................................
iv
1.3
Rumusan Masalah.................................................................................................................
iv
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Polusi.................................................................................................................... 1
2.2 Macam Pencemaran Lingkungan.................................................................................. 1
2.3 Dampak Penyebaran Bagi Manusia Secara Global............................................ 3
2.4 Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan............................................ 4
2.5 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)............................................................. 6
2.6 Damapak IPTEK Terhadap Lingkungan SDA........................................................ 6
2.7 IPTEK Penyebab Pulusi dan Pencemaran............................................................ 10
2.8 Iptek Ramah Lingkungan................................................................................................ 11
BAB III: PENUTUP
3.1
Kesimpulan................................................................................................................................ 13
3.2
Saran............................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I: PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Dewasa
ini masalah lingkungan banyak menjadi perhatian karena bentuk kehidupan baik
pada manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan organisme lainnya akan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain dalam interaksi yang unik dengan lingkungan.
Telah disadari secara luas bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi harus
dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran lingkungan hidup.
Pencemaran
(pollution) didefenisikan sebagai segala perubahan yang tidak dikehendaki pada
sifat udara, air, tanah atau makanan yang dapat mempengaruhi kegiatan kesehatan
dan keselamatan makhluk hidup.
Ada
beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan antara lain
sebagai berikut.
1) terganggunya
kenyamanan dan estetika → bau tidak sedap, mengurangi daya pandang diudara, dan
bangunan berdebu.
2) kerusakan
barang → perkaratan logam dan pelapukan meterial bangunan
3) bahaya
bagi kesehatan → tersebarnya penyakit menular, iritasi saluran pernapasan,
timbulnya kanker dan kelainan genetika.
4) ancaman
bagi tumbuhan dan hewan → berkurangnya hasik pertanian, pepohonan menjadi layu
dan punahnya beberapa spesies hewan langka.
Kita
ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal.
Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman
dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan
akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada
satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah
membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup
besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis,
Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah
sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu
dan aktifitas manusia. Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai
sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan
kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula
menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan
kesengsaraan bagi manusia.
1.2 Tujuan
tujuan yang ingin dicapai dengan
adanya makalah ini adalah bisa membantu memberikan informasi dan referensi
masalah pencemaran lingkungan diantaranya:
1) Mamapu
memahami pengertian polusi
2) Bisa
membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan
3) Mengetahui
dampak pencemaran lingkungan
4) Mampu
memahami pengertian Iptek
5) Mengetahui
dampak Iptek terhadap lingkungan dan sumber daya alam
1.3 Rumusan Masalah
Berpijak
dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian polusi?
2.
Apa saja jenis-jenis pencemaran
lingkungan?
3.
Apakah dampak pencemaran bagi
manusia secara global?
4.
Apa Pengertian IPTEK?
5.
Apakah Dampak IPTEK
Terhadap Lingkungan dan Sumber Daya Alam?
BAB II: PEMBAHASAN
2.1Pengertian
Polusi
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan
manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu
lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia,
yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti
terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat
dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan
meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar
tidak mencemari lingkngan.
2.2Macam-Macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran,
secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran
air, tanah, dan udara.
1.
Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang
peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping
itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan
masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari,
secara tidak sengaja telah menambah jumlah bahan anorganik pada perairan dan
mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk
terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang
dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan
tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming.
Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh
subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus
sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak
dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi
berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT
(Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk
memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan
organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT
atau pestisida, akan terjadi aliran DDT.
2. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai
jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat
berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehingga kesuburannya akan
berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah
padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari
sampah rumah tangga (domestik), industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut
jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai
binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari limbah
industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan
dibusukkan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak
mudah hancur sehingga dapat menurunkan kualitas tanah.
1.
Pencemaran Udara
Udara
dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori
udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada
yang berbentuk partikel cair atau padat.
a. Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi
lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk
hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa
belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat
menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem
pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem
saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan
partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat
menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
b. Pencemar Udara Berbentuk
Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk
cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut.
Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.Partikel
dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga
berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau
serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber
penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari
pembakaran bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya
dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih
sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr.
Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara
sehingga akan mencemari udara.
2.3
Dampak Pencemaran Bagi Manusia Secara Global
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada
kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini
juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer
Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas
dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke
Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek
rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek
rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal
dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan
menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat
pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi
naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi
tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem
dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah
terjadinya hujan asam. Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan
mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan
mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan
kehidupan manusia.
2.4
Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Berbagai
upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan.
Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan,
kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
1. Membuang Sampah pada Tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan
aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah
yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat
berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir
pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama
sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos.
Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah
sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng
bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.
2. Penanggulangan limbah industry
Limbah dari industri terutama yang mengandung
bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut
akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah
pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan
sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah
yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh
buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
3. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan
bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi
pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif
bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain
itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang
layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan
dan knalpot kendaraan bermotor.
4.
Diadakan penghijauan di
kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis.
Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap
kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa
mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke
atmosfer.
5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil
pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut
masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang
ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.
Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman.
Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran.
Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme
tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu
penyerbukan tanaman. Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu
alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
6. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan
waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan
mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan
penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat
mengurangi pemanasan global.
2.5 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
a) Pengertian Iptek
Ilmu pengetahuan merupakan kata majemuk,
terdiri atas kata “ilmu” dan “pengetahuan. Kata majemuk ini biasa digunakanmenegaskan
arti. Pengetahuan ialah segala hal yang dikenali, difahami dan alami yang
membentuk suatu rentangan informasi yang dimiliki seorang. Ilmu ialah
pengetahuan yang telah disistemkan dan dirumuskan, atau seperangkat pengetahuan
yang telah diatur menjadi suatu system pemahaman. Secara ringkas, pengetahuan
ialah komponen ilmu.
Teknologi ialah ilmu atau pengetahuan yang
diterapkan pada penciptaan barang yang diperlukan atau diinginkan manusia.
Dapat juga dikatakan teknologi ialah ilmu tentang seni keindustrian, yang mana
industri diartikan upaya sungguh-sungguh dan ajek dalam produksi, perniagaan
dan atu pembuatan (manufacture). Teknologi juga dapat diartikan penerapan
pengetahuan secara sistematis pada tugas praktis dalam industri (Flower, dkk,
1970; 1984). Jadi, teknologi adalah anak kandung ilmu pengetahuan.
2.6Dampak Iptek
Terhadap Lingkungan dan SDA
Pengalaman beberapa negara berkembang
khususnya negara-negara latin yang gandrung memakai teknologi dalam industri
yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry) untuk pembangunan
ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini
terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh
negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi.
Negara pengadopsi hanya menjadi komsumen dan ladang pembuangan produk teknologi
karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk
teknologi dan industri dari negara maju. Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara
berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan
pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang meyebutkan bahwa untuk masuk
dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang
agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di
negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan
pembangunan berikutnya.
Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus
dipenuhi dalam memenuhi permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources),
agar proses industri dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh
manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia.
Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan berbagai industri yang dibangun
dalam rangka peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai
produk yang dibutuhkan oleh manusia. Disamping itu, IPTEK dikembangkan dalam
bidang antariksa dan militer, menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber
daya alam dan lingkungan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai produk yang
dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah
kaca (greenhouse effect) akibat menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan
tropis, dan meluasnya gurun, serta melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan
Selatan Bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran
lingkungan kerena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara tidak
seimbang (Toruan, dalam Jakob Oetama, 1990: 16 – 20). Selain itu, terdapat juga
indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya polusi dan pencemaran
lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah industri dan rumah tangga
yang memperlihatkan ketidak perdulian terhadap lingkungan hidup. Akibat-akibat
dari ketidak perdulian terhadap lingkungan ini tentu saja sangat merugikan
manusia, yang dapat mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia. Oleh karena
itu, masalah pencemaran lingkungan baik oleh karena industri maupun komsumsi
manusia, memerlukan suatu pola sikap yang dapat dijadikan sebagai modal dalam
mengelola dan menyiasati permasalahan lingkungan.
Seringkali ditemukan pernyataan yang
menyamakan istilah ekologi dan lingkungan hidup, karena permasalahannya yang
bersamaan. Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk
hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. IImu tentang hubungan
timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi
(Soemarwoto, 1991: 19). Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda, daya. keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dengan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan
Burhan, 1996: 13).
Dari definisi diatas tersirat bahwa mahluk
hidup khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya,
baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang dapat mempengaruhi dan
mempengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan dibentuk oleh lingkungan
hidupnya. Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya adalah sirkuler, berarti
jika terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya maka manusia akan terpengaruh.
Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang
ditimbulkan oleh adanya pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan
mutu hidup manusia. Misalnya, akibat polusi asap kenderaan atau cerobong
industri, udara yang dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang tinggal di
lingkungan itu akan tercemar oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan
paparan ini, perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu
lingkungan hidupnya.
Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara
teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai
peruntukannya.
Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat
tiga dampak IPEK terhadap lingkungan hidup dan sumber daya alam yaitu; dampak
secara kimiawi, fisik dan biologis. Resiko kimiawi akibat IPTEk adalah:
senyawa-senyawa kimia berbahaya yang terdapat di air, tanah, udara dan makanan.
Resiko fisik akibat IPTEk adalah kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi,
kebisingan, radiasi, sedimentasi. Resiko biologis akibat IPTEk adalah pathogen
(bakteri, virus, parasit), dan bahan kimia yang mengakibatkan kerusakan pada
jaringan tubuh.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan
terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik
yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu eksistensi
manusia dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan penyebab
pencemaran tersebut disebut polutan. Polusi disebabkan terjadinya factor-faktor
tertentu yang sangat menentukan ialah:
1)
Jumlah
penduduk
2)
Jumlah
sumberdaya alam yang digunakan oleh setiap individu
3)
Jumlah
Polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis SDA
4)
Teknologi
yang digunakan
Penggunaan sumberdaya yang salah menimbulkan
erosi, sedimentasi yang merusak, penggaraman tanah dan air, penggersangan
lahan, banjri dsb. Limbah dan sisa proses menimbulkan contamination dan
pollution atas udara, tanah dan air. Dampak menyebar dan meluas cepat lewat
udara dan air. Penyebaran dan peluasan dampak lewat tanah langsung berjalan
sangat lambat. Akan tetapi tanah dapat bertindak sebagai penyimpan zat atau
bahan pencemar atau pengotor selama waktu lama dan dengan demikian menjadi
sumber dampak yang nantinya akan tersebar lewat udara atau air. Zat pencemar
yang tersimpan dalam tanah juga dapat menyebar lewat serapan tanaman bersama
dengan panenan yang diangkut dan digunakan ditempat-tempat lain. Kalau zat
pencemar diserap tanaman pangan atau pakan, akan dapat mnimbulkan pencemaran
dakhil (internal pollution) atas orang atau ternak dimana-mana tempat
memperjual belikan bahan pangan atau pakan tersebut. Sumber pencemaran dakhil
lebih sulit dilacak daripada sumber pencemaran lewat udara dan air.
Pencemaran dapat datang dari sumber pasti
misalnya dari saluran pembuang limbah pabrik atau datang dari sumber baur,
misalnya dari aliran limpas lahan pertanian, pencemaran sumber pasti secara
nisbi lebih mudah ditangani karena titik pelepasan bahan pencemar jelas dan
susunan bahan pencemar terbatas keanekaannya. Pencemaran sumber baur lebih suli
ditangani kerana titik pelepasannya dan titik asalnya berada di mana-mana dan
susunan bahan pencemarannya sangatberaneka.
Ada dampak yang tinggal di tempat dampak itu
ditimbulkan, misalnya pemampatan tanah oleh alat-alat berat dalam pembukaan
lahan atau penggaraman tanah oleh system irigasi yang dirancang tanpa
memperhitungkan neraca air pada antarmuka atmosfer tanah. Ada dampak yang
diekspor ke tempat lain dari tempat asalnya, misalnya erosi di hulu mengekspor
dampak sedimentasi ke hilir atau asap kendaraan bermotor dari jalur jalan
diekspor ke kawasan pertanian atau pemukiman sepanjang jalan. Kawasan yang
menimpor dampak menghadapi persoalan serupa dengan yang terkena.
Teknologi yang diandalkan sebagai istrumen
utama dalam “revolusi hijau” mampu meningkatkan hasil pertanian, karena adanya
bibit unggul, bermacam jenis pupuk yang bersifat suplemen, pestisida dan
insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama juga menghasilkan berbagai jenis
racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, bahkan akibat rutinnya digunakan
berbagi jenis pestisida ataupun insektisida mampu memperkuat daya tahan hama
tananam misalnya wereng dan kutu loncat.
Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah
dilakukan oleh Magrath dan Arens pada tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam
Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 95), diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang
terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5 % dari
GDP, dan lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di
Kalimantan akibat kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya kandungan
sumber daya tanah di Jawa.
2.7Iptek Penyebab
Polusi dan Pencemaran
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat
kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas
beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh
aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkngan.
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkngan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya
dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida
dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi
dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Suatu
zat dapat disebut polutan apabila :
a.
Jumlahnya
melebihi jumlah normal.
b.
Berada pada
waktu yang tidak tepat.
c.
Berada di
tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
a.
Merusak
untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
b.
Merusak
dalam waktu lama.
Contohnya
Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu
yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
2.8 Iptek Ramah Lingkungan
Teknologi plasma ubah sampah menjadi listrik
dengan lebih efisien dan ramah lingkungan. Sampah memang terbukti bisa diubah
menjadi sumber energi. Baik itu sebagai biomassa ataupun dengan teknologi
landfield powerplant yang menggunakan sampah sebagai bahan bakar untuk
memanaskan air dan menggerakan turbin.
Jika menggunakan biomassa, maka efisiensi
juga masih rendah, karena energi yang dihasilkan tidak sebanding dengan energi
yang dibutuhkan. Teknologi landfield powerplant atau pembangkit listrik
berbahan bakar sampah, dianggap lebih efisien, karena semua sampah yang ada digunakan
sebagai bahan bakar dan energi yang dihasilkannya juga lebih besar. Hanya saja
timbul pertanyaan, bagaimanakah asap dan polusi yang dihasilkan dari pembakaran
tersebut?
Teknologi yang kini dianggap lebih efisien
adalah dengan menggunakan gasifikasi plasma. Meski teknologi tersebut telah
ditemukan lebih dari 40 tahun yang lalu oleh NASA, lembaga antariksa Amerika
Serikat, untuk mengatur suhu dalam pesawat ruang angkasa, tetapi aplikasi untuk
pembangkit listrik berbahan bakar sampah masih belum banyak di dunia, hanya
beberapa negara yang menggunakannya yaitu Jepang dan Amerika Serikat.
Geoplasma, salah satu perusahaan yang
mengembangkan teknologi tersebut, berhasil membuat busur api yang jauh lebih
efisien untuk menghancurkan sampah dengan gas super panas atau dikenal juga
dengan plasma yang dihasilkannya.
Pembangkit listrik yang akan dibangun di
Florida akan membakar sampah sebanyak 1.500 ton perhari dan menghasilkan
listrik sebesar 60 MW yang sebagian kecilnya digunakan untuk keperluan
pembangkit listrik tersebut, setidaknya cukup untuk melistrik rumah sebanyak
50.000.
Gasifikasi plasma bekerja dengan menggunakan
busur api listrik untuk memanaskan gas menjadi plasma. Suhu tinggi yang sudah
tercipta akan memanaskan sampah menjadi syngas, yang telah bersih dari
partikel-partikel. Berikutnya syngas tersebut digunakan untuk memutar turbin
guna menghasilkan listrik.
Jika sampah dimasukkan ke dalam ruang
pembakaran dan menerima pemanasan hingga suhu 5.537 derajat Celcius,
sampah-sampah organik, cairan, dan kertas akan berubah menjadi gas panas
bertekanan. Uap, sebagai produk sampingannya bisa digunakan kembali untuk
menghasilkan listrik. Sementara sampah non-organik seperti logam dan lainnya,
akan mencair dan terkumpul di bagian dasar ruang pembakaran tersebut dan bisa
digunakan kembali untuk industri logam atau campuran aspal.
BAB III: PENUTUP
3.1Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari penjelasan dan pembahasan makalah diatas antara lain:
1.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
2. Ada beberapa
macam pencemaran dianataranya: pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran
tanah dan pencemaran gas.
3. Pecemaran
lingkungan dapat berdampak buruk seperti terjadinya hujan asam, lapisan ozon
menipis dan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan
kehidupan manusia.
4. Untuk
menghentikan atau mengurangi pencemaran dilakukan dengan memperhatikan
lingkungan, menggunakan pupuk yang sesuai, penanaman pohon, penanggulangan
limbah industry, penaggulangan polusi udara dll.
5.
IPTEK
dikembangkan dalam bidang antariksa dan militer, menyebabkan terjadinya
eksploitasi energi, sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan untuk
memenuhi berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya
sehari-hari.
6.
Teknologi yang diandalkan sebagai
istrumen utama dalam “revolusi hijau” mampu meningkatkan hasil pertanian,
karena adanya bibit unggul, bermacam jenis pupuk yang bersifat suplemen,
pestisida dan insektisida.
3.2 Saran
Semoga dalam
pembahasan makalah diatas dapat memberikan sedikit penjelasan dalam langkah
kita untuk mengenal lingkungan lebih dalam lagi sehingga bisa menerapkan
langkah yang lebih baik dalam menjaga keseimbangan alam untuk keberlangsungan
hidup yang lebih baik dan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
http//www.adigunwindows.blogspot.com
Bantu buat Kartu Kredit dengan beragam fasilitas dan diskon, free iuran tahun pertama di manapun anda berada di seluruh pelosok nusantara Kartu Kredit BNI, adalah Kartu Kredit BNI MasterCard dan BNI VISA, baik Kartu Biru, Emas
BalasHapusmaupun Platinum berikut Kartu Tambahannya.
100% berkas aman cukup fc ktp.slip
gaji/skp kartu kredit npwp
khusus karyawan gaji min 3 jt perbulan.owner lampirkan fc ktp siup dan npwp bila memiliki kartu kredit bisa dilampirkan
proses maks 10 hari kerja.Diskon 15% untuk makanan dan minuman dengan minimum transaksi Rp 150.000,- dan maksimum transaksi Rp 2.000.000,-.
Diskon 20% untuk menu makanan Hot Kitchen (tidak termasuk Toast/Honey Toast/Beverage) dengan minimum transaksi Rp 150.000.- dan maksimum transaksi Rp 2.000.000,- (sebelum diskon, pajak dan servis).
Garuda Indonesia Travel Fair 2014, bekerja sama dengan Garuda Indonesia, one stop shopping untuk paket wisata Anda dengan harga spesial menggunakan Kartu Kredit dan Kartu Debit BNI.
Diskon cicilan 0% selama 3 & 6 bulan atau cicilan bunga ringan 0,8% selama 9 & 12 bulan dengan transaksi minimum Rp 1.000.000,-
Hemat hingga 50% atau maksimum Rp 1.000.000,- berminat hubungi
chairul sarto utomo via sms telp
PIN 7EA8D6FD TELP 088215334251. 085600125176 alamat kantor RUKO GALAKSI ARTERI SOEKARNO HATTA SEMARANG, LUAR KOTA SEMARANG BERKAS BISA DIKIRIM VIA EMAIL DI rooly88@gmail.com,
lumayan
BalasHapus